Kami Dilenyapkan

Kamis, 12 Juni 2014

Kami yang dilenyapkan,
Padahal kami hanyalah seniman jalanan yang mengais keadilan
Padahal kami hanyalah anak Manusia yang menuntut hak kami
Kami yang dilenyapkan,
Bagai anak tiri di pelukan ibu pertiwi
Menangispun tak sanggup buat tangan besi berhenti menghantam
Kami yang dilenyapkan,
Dimasukkan dalam karung lalu dilenyapkan
Hingga tanpa nyata hilang bersama cerita
Kami yang dilenyapkan,
Teriakan kami diredam gas airmata
Langkah kami diberhentikan dengan blokade kawat tajam
Dan nafas kami dihilangkan dengan laras panjang
Kami yang dilenyapkan
Dihakimi tanpa diadili, diketuk palu tanpa ruang sidang
Di negeri kami yang  dicintai
Di negeri kami yang kebenaran adalah kefatalan
Kenapa? sebegitukah hebat dan berbahayanya kami?
Hingga suatu keharusan untuk kami dilenyapkan.
Kawan, ketahuilah KAMI DILENYAPKAN BANGSA SENDIRI.

dedikasi untuk mereka aktivis HAM, Korban Mei 98'


Gelisah malam hari

Kamis, 29 Mei 2014

rasanya begitu berdebar, dia yang kembali mewarisi sayang ini.
sudah terlalu lama terdiam membatu dan tak terucap satu katapun.
hanya sebuah lagu yang membawa emosi pasti penuh kenangan
ada apa dengan ku malam ini.
tak sabar ingin bercinta dengan bayangan yang tak mungkin ku sentuh
akhirnya kelarutan menuju pagi pun datang, siring ketidak adilan kepada mata.

tuhan aku berdosa lagi malam ini.

Untuk Kakak

seberapa besar rasa sabarmu kakak, ku tau ini berat dan kaupikul itu sendiri.
maka menangislah dengan angkat kedua tanganmu ke pada-Nya,
dan hari-harimu akan berubah setelah itu.
sinar dengan hangatnya menyerbu tubuhmu.
mereka hanyalah angin manakala dirimu tersenyum akan berlalu sudah.
hati tidaklah menyerupai wajah, kakak. karena dia memang apa adanya.
ingatlah doamu, ingatlah mimpimu, ingatlah harapanmu.
pejamkan matamu dan lukiskanlah itu dalam bayang kegelapan
lakukanlah sekarang agar kamu tenang. aku bangga padamu kakak

dari adik laki-laki mu

Diam

Hening senyap tak bergerak, hanya diam!
tiada kata terus membisu, bahkan yang mudahpun tak terucap, hanya diam!
kemana nyanyian itu hilang,senyumampun ikut pergi, hanya diam!
kesalahan tak tertegur,kebenaran tak terungkap, hanya diam!
aku diam kamu diam,kita semua terdiam dalam kurungan.
penguasa kenapa engkau diam melihat kami rakyatmu terdiam?!!

utusan dari lor 2

Jumat, 25 Oktober 2013

menyambung dari cerita sebelumnya, 3 utusan dari lor
empat tahun kini sudah berlalu sahabat sejak kita terakhir kali mengucapkan mimpi-mimpi kita di depan meja dengan lampu yang gemerlap, banyak cerita yang sudah kita lalui di dalamnya tentang ceritaku, juga mungkin cerita kalian.dalam perjalananya aku tau begitu tidak mudah untuk mencapai hari ini, akupun merasakanya.

tahukah sahabat, disini aku bahagia bertemu keluarga baruku, karena mereka selalu ada untukku juga sesosok wanita yang telah berjuang mengisi hari-hariku dengan kasihnya(rani miranti), sesekali aku merindukan mu wahai calon sarjana ekonomi deni haris, begitu juga kamu wahai perawat yang kini melangkahkan kakinya menuju negeri matahari,rano pangrango. senyumku tak tertahan karena aku bangga dan bahagia mendengar kabarmu. sahabat, selangkah lagi dirimu sidang dan segera menyandang sarjana ekonomi.negeri sakura pun telah kamu genggam itulah mimpi-mimpi kalian. aku akan menyusul kalian sahabat, kesibukaknu kini tidak lebih hanya mengetik pada monitor ini, menemaniku menulis hingga langit berubah lembayung.

bukankah kita punya adik? gadis mungil dengan senyumnya yang manis Ary adiani, kemana dia..? bagaimana kabarnya? .telah lama dia tidak ada kabar, tapi kulihat dia juga bahagia.

waktu pastilah terus berputar tiada lelah, hari tentunya berganti tiada bosan. kita pun pastilah akan semakin menjauh pergi bersama kesibukan kita. kita dipertemukan saat berseragam putih abu-abu, dan di jauhkan oleh mimpi dan cita-cita kita, ingat hanya dijauhkan tidak untuk dipisahkan, di dalam hati telah terukir cerita dan kenangan yang kita simpan untuk di kenang dan di ceritakan kembali di hari tua.kita akan terbahak lagi melupakan usia kita yang telah senja. kita tidak tau entah kapan,dan dimana.. semoga nanti kita di pertemukan lagi di depan meja dengan lampu yang gemerlap, seperti awal kita bermimpi. sahabat


  untuk sahabatku Deni,Rano dan adik kecil kita Ary


sajak tengah malam

Kamis, 13 Juni 2013

seakan semua yang terasa kini menguliti kenangan
pada mawar telah menguncup dibawah rembulan
senyum dan airmata bersetubuh laksana perwira mengawal ditepi cerita berakhir noda
menjadi malam mencekam penuh gelisah
kemarahan menyerbu garis hati yang terinjak kedustaan.
kesalahanpun kian tak termaafkan dari bibir bibir basah tersentuh kesucian hujan
siang kapan datang melingkupi butiran waktu yan menari kemudian.
melupakannya diatas kebencian
selamanya akan terdiam seperti kemarin diawal pertemuan.
kusudahi disini saja, karena sudah terulang kembali.

Hawa Berseni

Selasa, 26 Maret 2013

dia hawa..
Suara- suara telah menyatu dan di nadakan menjadi sebuah melodi
Tubuh juga telah menyatu dengan keindahan
melukiskanya hingga menjadi arti biar berwana atau hanya hitam dan putih
seketsa kini adalah nyawa untuk jari-jari nan lentik
memegang pensil menggerakanya untuk tetap menari
jadilah sebuah seni yang mengagumkan.
dia wanita...
Tubuhnya kurus tetapi tidak sekurus pikiranya,
 yang selalu terbawa oleh sebuah mimpi besarnya.
Bunyi gitar, lukisan pensil,tinta di kulit,desain baju atau baju bergambar gusdur ,
Itulah kamu menjauh dari sisi ketidaknyamanan
Dengan tulisan ini ku ucapkan “Selamat malam wahai pengagum keagungan seni