Aura

Kamis, 29 Desember 2011

Biarkan aku panggil kamu aura. Warna menghiasi aura kecuali hitam dan temanya yang gelap lagi suram. Aura benci pada hitamnya apalagi pada suramnya, sebelangga hitam terlalu lemah melawan setitik aura, hey… aura kamu menarik perhatian sepasang mata

.

Membelah gelap membuka pikiran

Tringat sebuah kata “aku tidak membawa kedalam jurang,tetapi memperlihatkan ini loh… cakrawala hidup”. Kini aku hanyalah kerdil yang bersembunyi dalam semak,andai hutanya terbakrar dan hangus semaknya, kemana aku harus bersembunyi. Status diapun sejenak melewati hiruk-pikuk pikran, ‘Be RANI itu harus’, desember adalah awal dan januari bukanlah akhir, matahai tidaklah tersenyum tetapi membakar,bulan tidakah indah tetapi buruk rupa. Dan sembunyi bukanlah jalan tetapi berani solusinya.