Demi masa sulit yang tak kunjung reda, aku ingin berlari
mengelilingi pantai ini menemukan tempat sunyi, tempat ikan –ikan tersenyum
merasakan ketenanganya.
Rasaku yang tenggelam di dasar sana, terkubur bersama harta yang kini berkarat dan berlumut,
air layar dan pasir, bergurulah pada angin yang menggerakkan alam ini. Jika aku
adalah matahari yang membutakan mata pergilah dari hati ini, lalu mendekatlah
dengan sesuatu yang indah disana sebuah purnama benderang yang memanjakan mata.
Waktu, kapan engkau berhenti tepat di november ini, sebuah
anugrah yang aku yakin akan datang di dalamnya. Menjelma sebuah anak laki-laki
yang apa adanya, aku percaya kebahagiaan akan turun memelukku biarpun aku
sendiri. Aku ingin menutup mata disini di tempat yang penuh dengan ombak suci
dan berpalinglah wahai dewi cintaku karena aku tak akan kembali.
Aku akan menjadi sebuah awal, semuanya akan terlupakan meski
satu detik yang lalu, aku benci melihat kebelakang yang gelap dengan cerita
kebohongan dan permainan orang-orang yang mengerti segalanya.
Dipundak ini aku terganggu sebuah bongkahan batu besar
diatasnya, berat dan berkeringat, untuk melangkahpun tak kuasa, aku tidak
mengerti apa maksud semua ini.. inikah semua masalahku,, hujan yang penuh
keagungan cepatlah turun, kikis batu di pundaku
aku ingin semuanya berakhir.
Masa depan sambutlah aku, laki-laki yang apa adanya ini..
semoga kau senang menerimanya
0 komentar:
Posting Komentar