Mengenang Jelita

Jumat, 14 Desember 2012



Untuk wanita yang teraniaya oleh perasaan, tiga tahun lamanya tidakkah kau muak untuk menahanya wahai  jelita?, binar-binar itu mungkinkah kesakitan ataukah kerinduan, lalu menurutmu apakah semuanya begitu indah? Aku ingin kau menjawabnya wahai jelita.

Maafkan aku telah membiarkanmu menjadi kelabu, ruangan kecil itu dengan harumya asap rokok mengubah kita seakan bermahkota, aku raja kamu ratu dan adik kecilmu itu pangeran. Cerita itu terjadi hanya tujuh jam dan aku pergi melihat dirimu tersipu pilu dengan airmata yang tak tertahan.

Aku tau kamu sadar kepergianku bukan untuk berperang , tetapi sengaja untuk menjauh darimu, ingin rasanya memelukmu sekali lagi. Wahai jelita.. tiga tahun ini aku kubur rasa rinduku terhadapmu, ini bukan berlebihan tetapi beginilah keadaanya. Mengapa begitu sulit untuk melanjutkan cerita kita sampai berabad-abad lamanya. Andai semuanya berbeda, malam ini akan ku ucapkan” semoga mimpi indah wahai jelita. Terimakasih telah membuat goresan kecil kebahagiaan di hidupku. Terimakasih telah berjuang melawan rasa sakit, terimaksih keseribu kalinya telah berusaha mengenal aku selama tiga tahun.
Untuk kamu “ayu evandari”

0 komentar:

Posting Komentar